DPRP Papua Barat
Nasional

Jusuf Kalla: Dua Kali Tidak Didukung Golkar, Saya Menang Pemilu

120
×

Jusuf Kalla: Dua Kali Tidak Didukung Golkar, Saya Menang Pemilu

Sebarkan artikel ini
Print
Wapres RI Jusuf Kalla yang juga merupakan politisi senior Golkar memberikan sambutan dalam acara penutupan Muspinas V Kosgoro 1957 di Jakarta, Rabu malam. FOTO: ANTARA/RANGGA PANDU ASMARA JINGGA/papuadalamberita.com

PAPUADALAMBERITA.COM. JAKARTA – Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan dirinya dua kali tidak didukung Partai Golkar tetapi bisa memenangkan pilpres sebagai wapres; namun ketika didukung partai beringin itu sebagai capres, justru kalah.

“Saya wapres pertama tanpa partai. Begitu ikut (pilpres) kedua kalinya untuk presiden, didukung Partai Golkar, kalah. Masuk lagi jadi wapres, tanpa partai lagi, menang lagi kan,” kata JK saat menghadiri Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspinas) V Kosgoro di Hotel Kartika Chandra Jakarta, Rabu malam.

JK memaknai peristiwa tersebut sebagai pengalaman yang baik, bahwa kerja keras sebagai kandidat pemimpin ternyata bisa membawa kemenangan dalam pemilu.

“Jadi itu pengalaman yang baik bahwa yang penting adalah upaya, kerja keras, kerja yang bermanfaat untuk semua orang,” tambahnya.

Hal itu menunjukkan sistem demokrasi di Indonesia semakin baik, apalagi setelah pelaksanaan Pilpres pada April lalu yang membawa kondisi politik di masyarakat menjadi lebih baik.

“Kita baru saja melalui kegiatan politik yang sangat penting pada Pemilu April yang lalu. Ada peristiwa-peristiwa yang memberikan kita upaya untuk memperbaiki, dan juga sekarang sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya, dimana persatuan kita pada akhirnya dapat kita capai bersama,” katanya.

Dengan dinamika politik dalam pemilu tersebut, JK menekankan bahwa di Indonesia demokrasi hanyalah alat untuk mencapai kemajuan bangsa bersama, meskipun dengan pilihan politik berbeda.

Oleh karena itu, Wapres berharap seluruh partai dan organisasi politik di Indonesia, termasuk Kosgoro, dapat menjunjung tinggi demokrasi dalam menjalankan organisasi tersebut.

“Apabila suatu partai atau organisasi ingin mencapai tujuannya dengan cara demokratis, maka partai dan organisasi itu harus lebih dahulu demokratis dibanding untuk mencapai cara yang demokratis,” ujarnya.(ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *