- Aksi Mahasiswa dan Organisasi kemasyarakat, saat penyerahan tuntutan kepada MRP Papua Barat di Kantor MRP Sowi Manokwari Kamis (7/11/2024). FOTO: RUSTAM MADUBUN.PAPUADALAMBERITA
PAPUADALAMBERITA.COM.MANOKWARI – Solidaritas mahasiswa, pemuda serta organisasi kemasyarakatan (Ormas) di Manokwari bersatu menggelar aksi menolak kebijakan rencana transmigrasi masuk ke Papua.
Aksi berlangsung di halaman luar Kampus Unipa Jalan Gunung Salju, Manokwari, Kantor Majelis Rakyat Papua (MRP) Provinsi Papua Barat dan DPRD Papua Barat Kamis (7/11/2024).
Dalam aksi yang diikuti ratusan mahasiswa, pemuda, dan masyarakat, peserta mengangkat berbagai poster yang menyuarakan penolakan terhadap rencana pemerintah untuk melaksanakan program transmigrasi di wilayah Papua.
Mereka menuntut program tersebut tidak dilanjutkan karena dianggap akan mengancam kelestarian budaya, tanah adat, serta kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat setempat.
Aksi diawali dari Jalan Gunung Salju Amban Manokwari sekitar pukul 09.00 WIT dengan orasi dari sejumlah perwakilan mahasiswa yang menyampaikan kekhawatiran terkait dampak negatif transmigrasi bagi warga asli Papua.
Koordinator lapangan (Korlap) umum aksi Nelson Krenak, dalam pidato perdana di Jalan Gunung Salju, menyatakan bahwa transmigrasi dapat memperburuk ketimpangan sosial dan mengancam identitas budaya Papua yang sudah ada sejak lama.
“Papua adalah tanah adat, tanah kami. Kami menolak transmigrasi karena itu akan merusak harmoni sosial yang sudah terjalin dengan baik selama ini,’’ sebutnya dalam orasinya.
‘’Kami tidak minta transmigrasi, kami minta pendidikan yang lebih baik, ekonomi yang lebih baik, pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang lebih baik untuk masa depan Papua dikelola oleh orang Papua,” sambung dia dalam orasi yang disambut teriakan dukungan dari massa aksi.
- Aksi Mahasiswa dan Oragnasi Kemasyarakatan menolak program transmigrasi masuk ke Papua, tampak massa dari Jalan Gunung Salju Amban menuju Kantor MRPB di Sowi Manokwari, Kamis (7/11/2024). FOTO: RUSTAM MADUBUN.PAPUADALAMBERITA
Pengamanan dari Aparat Keamanan
Aksi ini berlangsung tertib, damai. Mengantisipasi kemungkinan terjadinya ketegangan, aparat keamanan dari Brimob Papua Barat dan Polresta Manokwari disiagakan di Polsek Amban.
Kendaraan taktis (rantis) tampak diparkir di kawasan Polsek Amban, yang tidak jauh dari lokasi demonstrasi.
Meskipun ada kehadiran aparat, tetap berlangsung damai tanpa insiden.
Kabag Ops Polresta Manokwari, Kasat Intel, Kasat Lantas, Perwira Brimob Papua Barat hadir di lokasi ikut menjaga keamanan dan mengapresiasi mahasiswa yang menggelar aksi dengan damai dan tetap menjaga ketertiban.
“Kami Satlants bersama teman-teman dari Perintis mengawal mereka hingga ke titik yang direncanakan, yaitu di Kantor MRP Papua Barat dan DPRD Papua Barat,” jelas Kasat Lantas Polrest Manokwari IPTU Nurfa Tanjong yang ditemui papuadalamberita.com di Jalan Gunung Salju Amban.
Yang tergabung dalam aksi itu perwakilan BEM Unipa, Kelompok Cipayung, HMI, GMKI, PMKRI, BEM dari STIH Manokwari, BEM STKIP Muhammadiyah serta organisasi kemasyarakatan, Parjal, Pidar Manokwari juga mengeluarkan pernyataan tegas terkait tuntutan penolakan masuknya transmigrasi.
“Kami menolak program transmigrasi yang akan mempengaruhi hak-hak masyarakat adat dan lingkungan. Kami akan terus mengawal isu ini hingga ada perhatian lebih dari pemerintah,” kata Koordinator Lapangan dalam aksi.
Aksi ini menjadi bagian dari serangkaian demonstrasi yang menuntut perhatian serius terhadap keberlanjutan hidup masyarakat adat dan perlindungan terhadap tanah adat Papua.
Kemudian menggunakan kendaraan roda empat dan roda dua massa bergerak dari Jalan Gunung Salju Amban menuju Kantor MRP Papua Barat dengan pengawalan Satlantas Polresta Manokwari, Satuan Bermotor Perintis Polresta Manokwari.
Di Kantor MRP Papua Barat Sowi Manokwari, aksi massa di terima Ketua MRP Papua Barat Judson Ferdinandus Waprak dan sejumlah anggota MRP.
Sebelum menyerahkan pernyataan sikap setiap perwakilan mahasiswa dan Ormas menyampaikan orasis singkat.
Meskipun demikian, para demonstran menegaskan bahwa mereka tetap berkomitmen menyuarakan aspirasi mereka dengan cara damai dan tanpa kekerasan.
Aksi damai ini diakhiri dengan pembacaan tuntutan aksi demontsrasi dihadapan Ketua MRP Papua Barat yang didampingi sejumlah anggota MRP Papua Barat.
Berikut Pernyataan Sikap Solidaritas Mahasiswa, Pemuda Dan Rakyat Papua Barat Manokwari Tahun 2024:
- Kami meminta MRP dan DPR Provinsi mengeluarkan regulasi untuk pemberdayaan Masyarakat Papua dalam bidang Pendidikan, Kesehatan, Perekonomian dan Pembangunan di Tanah Papua.
- Kami meminta untuk pemerintah Provisni Papua Barat dalam hal MRP Papua Barat mengkaji ulang perda No 19 Tahun 2022 tentang Kependudukan.
- Kami Memintah Negara menghentikan program strategis Nasional (PSN) di seluruh Tanah Papua, dan memperingatkan kepada pemerintah pusat untuk tidak mengambil keputusan sepihak terkait Transmigrasi ketanah Papua.
- Pemerintah pusat dan pemerintah daerah Patuhi UU Otonomi kusus di Papua, kami menindak tegas pemerintah terkait HAK atas Tanah, Budaya, dan Sumber daya alam. Transmigrasi adalah pelanggaran serius terhadap UU Otonomi Kusus (OTSUS).
- Kami menilai bahwa program Transmigrasi seringkali lebih berfokus pada pemanfaat sumber daya alam di wilayah Papua, Tanpa memberi perhatian yang cukup terhadap pemberdayaan Masyarakat Lokal. Ini berisiko memperburuk ketimpangan sosial dan ekonomi antara pendatang dan penduduk asli.
- Aksi Mahasiswa dan Oragnasi Kemasyarakatan menolak program transmigrasi masuk ke Papua, tampak massa melakukan orasi Jalan Gunung Salju Amban Manokwari, Kamis (7/11/2024). FOTO: RUSTAM MADUBUN.PAPUADALAMBERITA
‘’Dengan demikan pernyatan dan asperasi kami dapat sampikan dengan harapan besar agar asperasi kami segera ditindak lanjuti sesuai harapan akar rumput rakyat papua, terima kasih,’’ sebut salah satu kordiantor aksi.
Mahasiswa dan pemuda berharap agar aspirasi mereka dapat didengar MRP dan kebijakan transmigrasi yang merugikan masyarakat Papua dapat dibatalkan.
‘’Dimuka tanah dan leluhur ini, di muka Tuhan dan semua rakyat Papua Barat yang mewakili datang mahasiswa dan organisasi masyarakat yang ada kami lembaga masyarakat kultur Papua Barat menerima ini dengan resmi,’’ ujar Ketua MRP Papua Barat Judson Ferdinandus Waprak saat menerima pernyataan sikap mahasiswa
Aksi ini berakhir dengan tertib. Mahasiswa dan pemuda yang turut serta berharap perjuangan mereka bisa membawa perubahan nyata bagi masa depan Papua Barat.
Aksi damai yang digelar BEM Unipa dan kelompok pemuda menegaskan betapa pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kelestarian budaya, lingkungan, dan hak-hak dasar masyarakat adat Papua di tengah perkembangan sosial dan politik yang terus berubah.(*)
Penulis: rustam madubun.
Editor: papuadalamberita.com