Papua Barat

Melalui Asisten III, Gubernur Papua Barat Pesan PWI Tingkatkan Kemampuan Wartawan

211
×

Melalui Asisten III, Gubernur Papua Barat Pesan PWI Tingkatkan Kemampuan Wartawan

Sebarkan artikel ini
Print

Ketua Panitia Orientasi Wartawan  PWI Papua Barat angkatan pertama, Kamasan menyampaikan laporan panitia pada pembukaan Orientasi Wartawan  PWI Papua Barat, Senin (14/10/2019) di Swiss-BelHotel Manokwari. FOTO: papuadalamberita.com/rustam madubun.

PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Papua Barat menggelar Orientasi Wartawan PWI Papua Barat Angkatan Ke-I tahun 2019 Senin (14/10/2019) di Swiss-BelHotel Manokwari. Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Papua Barat Drs Dominggus Mandacan diwakili Asisten III Pemprov Papua Barat Raymond Yap.

Baca juga: Pagi Ini PWI Papua Barat Gelar Orientasi Wartawan

Dalam sambutannya Gubernur Papua Barat Drs Dominggus Mandacan melalui asisten III menyampaikan apresiasi terhadap pengurus dan seluruh jajaran PWI Papua Barat yang telah berupaya mewujudkan dan menyelenggarakan kegiatan Orientasi Wartawan Angkatan Ke-1 2019.

Mengingat pemahaman tentang organisasi dalam hal Pedoman Dasar (PD) Pedoman Rumah Tangga (PRT) PWI, pemahaman tentang pers, kode etik dank kode perilaku perlu dipahami wartawan apalagi yang baru menjadi anggota maupun yang telah menjadi anggota PWI.

‘’Bagi wartawan yang baru bergabung menjadi anggota PWI, bahkan yang ingin menjadi anggota PWI, sangatlah penting memahami pedoman dasar (PD), pedoman rumah tangga PWI, hukum pers, kode etik dan kode prilaku,’’ ungkap Asisten III.

Asisten III Pemprov Papua Barat Raymond Yap. membuka Orientasi Wartawan PWI Papua Barat Angkatan Ke-I tahun 2019 Senin (14/10/2019) di Swiss-BelHotel Manokwari. FOTO: papuadalamberita.com/rustam madubun.

Kepada pengurus PWI Papua Barat gubernur mengingatkan, PWI teruslah berbuat, teruslah berjuang dan terus meningkatkan kemampuan wartawan di Papua Barat, demi mencerdaskan kehidupan berbangsa bernegara di Provinsi Papua Barat.

‘’Saya bangga dan mudah-mudahan ini menjadi modal yang baik dalam melakukan pembinaan terhadap wartawan di Papua Barat dalam menata kehidupan. Nilai-nilai, norma-norma dan standarisasi. Sehingga tujuan orientasi bukan hanya untuk menambah anggota, tetapi dapat menghadirkan kualitas, bagaimana mewujudkan insan pers provesionalisme dan bermartabat.  Jadikanlah orientasi ini sebagai ilmu tambahan yang dapat bermanfaat bagi para wartawan dalam menjalankan tugas jurnalistik,’’ pesan Asisten III.

Pers memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan sebagai pilar keempat demokrasi setelah eksekutif, legeslatif dan yudikatif.  Walaupun berada diluar sisitim politik formal, keberadaan pers memiliki posisi strategis dalam informasi massa, pendidikan kepada public sekaligus sebagai alat control sosial.

‘’Karenanya, kebebsan pers menjadi salah satu tolak ukur kualitas demokrasi sebuah negara. Dalam iklim kebebsan pers, dapat dikatakan bahwa pers bahkan mempunyai peran sangat penting sebagai pilar demokrasi yang berpotensi melakukan Abuse Of Powe,’’ tambahnya.

Demokrasi akan berkembang dengan  baik jika pers juga berkembang dengan baik . Karena itu pers harus menjaga hati nurani untuk menjaga keberlangsungan demokrasi.

Kafasharkan Manokwari, Perwakilan Kodam XVIII/Kasuari, Kabid Humas Polda Papua Barat, Ketua DPR Papua Barat Sementara, Asisten III Pemprov Papua Barat dan Ketua PWI Papua Barat pada pembukaan orientasi wartawan yang digelar oleh PWI Papua Barat, Senin (14/10/2019). FOTO: papuadalamberita.com/rustam madubun.

Pers sebagai pilar keempat demokrasi, juga telah dijamin kemerdekaan dan diakui keberdaannya oleh UUD Negara RI tahun 1945. Oleh sebab itu pers diharapkan bisa menjalankan fungsi kontrol bila melihat terjadi penyimpangan terhadap demokrasi dan hukum.

‘’Dan harus dipahami bahwa dalam menjalankan fungsi tersebut akan menempatkan pers sebagai sasaran dan target yang mudah diserang pihak-pihak tenrtentu yang berusaha membatasi demokratisasi,’’ ujarnya mengingatkan.

Lebih lanjut dikatakan, sisitim pers disuatu negara mengikuti sistim negara dimana per situ berada. Dalam istilah fischer dan merill system pers merupakan penvcerminan sistim politik di negara yang bersangkutan.

Tonggak kebebsan pers di Indonesia terjadi dengan keluarnya UU NO-40 tahun 1999 tentang pers dimana negara mengeluarkan kebebsan yang dikenal paling demokratisasi di dunia, karena negara telah membebasakan kehidupan pers campur tangan negara.

‘’Dengan digelarnya orientasi wartawan, diharapkan pers di Papua Barat semakin professional semakin mendaptkan tempat di hati masyarakat,’’ harapnya.(tam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *