PAPUADALAMBERITA.COM.MANOKWARI – Adolof Olof Wonemseba punya kontribusi besar melestarikan terumbu karang dan kerang raksasa atau KIMA di Kabupaten Teluk Wondama Papua Barat.
Kerja tulus, kerja iklas, kerja mandiri sejak 16 tahun silam mengantarakan pria beranak delapan (8) ini pada Senin (10/6/2024) memperoleh penghargaan dari Pemerintah Provinsi Papua Barat atas kerja keras, dedikasi dan cintanya terhadap lingkungan hiidup.
Sebelumnya, Adolof Olof Wonemseba pada 5 Juni 2024 di Jakarta telah menerima penghargaan yang sama dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI.
Adolf sapaan akrap pria asal Wondama menerima penghargaan Kalpataru 2024 dalam kategori perintis lingkungan.
Senin (10/6) ini Penjabat Gubernur Papua Barat dalam keputusan penghargaan nomor: 400.2 14.11/992/GPB/2024 memberikan penghargaan kepada Adolf Olof Wonemseba nelayan andal asal Kampung Yende Distrik Roon Kabupetn Teluk Wondama Papua Barat dalam upacara resmi di halaman Kantor Gubernur Papua Barat.
Selain penghargaan, Ali Baham Temongmere juga memberikan uang pembinaan senilai Rp10.000.000 kepada Aolof.
‘’Atas kerja keras dan dedikasi dalam pemeliharaan dan pelestarian populasi KIMA (kerang raksasa) berbasis ekowisata dan edukasi pada Penghargaan Kalpataru kategori perintis lingkungan tahun 2024,” sebut Ali Baham Temongmere (ABT).
”Semoga semangat, kerja keras dan komitmen anda menjadi inspirasi kepada seluruh masyarakat di Provinsi Papua Barat,’’ sambung PJ Gubernur Papua Barat saat menyerahkan piagam dan uang tuanai.
Adol Olof Wonemseba mengatakan, pelestarian kerang dan lingkungan, sejak tahun 2008 dengan melestarikan terumbu karang di Kabupaten Teluk Wondama.
‘’Setelah terumbu karang baik, saya langsung masuk ke budidaya Kima (kerang raksasa) atau (lebih dikenal di Papua dengan sebutan bia garuk, red),’’ ujar Adolof yang ditemui wartawan di Kantor Gubernur Papua Barat Senin (10/6/2024).
Menurut Adolof ada delapan delapan (8) jenis KIMA yang ia budidayakan, yaitu Kima raksasa, Kima Raja, Kima Tangga, Kima Tangga, Kima Tangga, Kima Lobang.
Kata dia berawal keprihatinan melihat cara warga konsumsi, menjual, bahkan membawa keluar daerah kerang dari kawasan Kabupaten Teluk Wondama sekitar Teluk Cenderawasih dengan cara bom, dan merusak lingkungan.
‘’Sejak tahun 2008 ada perahu yang keluar masuk teluk bom terus makin lama karang rusak dan lama kelamaan akan habis, sehingga saya bersama anak istri melakukan budi daya kerang raksasa yang di ambil dari pesisir di Roon,’’ ujarnya.
Kerja mandiri Adolof Olof Wonemseba, istri dan anak-anaknya tidak sia-sia, rupanya menjadi perhatian lingkungan hidup, sehingga dari Kementerian Lingkungan Hidup Jakarta melihat hasil kerja keras menyelamatkan Kima dari kepunahan akibat ulah manusia.
‘’Pusat turun pengecekan lapangan, bahwa kegiatan betul atau tidak, dorang (merek, red) turun lihat begini, sesuai dengan apa yang sudah saya promosi sampai di pusat,’’ ujar Olof Penerima Kalpataru 2024 ini.
Lanjut Olof sapaan akrabnya, bahwa dalam pelestarian Kima, kerang raksasa dan kerang raja memang prosesnya perlu waktu lama, yaitu14 – 15 tahun.
‘’Tetapi bia tangga (kerang tangga) itu proses perkembangnnya cepat,’’ ujarnya.
”Saya pindahkan dia tuh dari pulau-pulau, kita masuk dalam pulau zona inti, itu pulau kawasan dikembangkan di Distrik Roon. Harapan saya dengan ikan, biota laut semua bagus, sekarang itu bagus,’’ sebut saja.
Menurut Olof, usah melestarikan lingkungan, Kima atau kerang raksasa ini dilakukan secara mandiri, tanpa bantuan siapapun, Ia bersama istri, anak dan keluarganya.
‘’Selama saya buat kegiatan ini, kalau mau bilang bantu saya mau menagis, karena selama ini tidak ada, mau minta bantu di kepala kampung, kepala kampung bilang semua sudah yang keluar dengan program, jadi saya lakukan secara mandiri,’’ jelas Olof.
Atas prestasinya menjaga kelestarian lingkungan, selain penghargaan kalapataru 2024 berupa tropi, piagam, uang pembinaan dari menteri lingkungan hidup Rp10.000.000, dari Penjabat Gubernur Papua Barat Rp10.000.000, – dan Bupati Wondama memberikan uang senilai Rp2.500.000.
‘’Bapak Bupati panggil Saya di rumah, dikasi kasih Rp2.500.000, itu bukan bingkisan, setahu saya dia kasih semacam uang rokok dari, kalau Kementerian 10 juta dan gubernur Rp10 juta,’’ ujarnya.(rustam madubun)