Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Papua Barat mendampingi LO BNPB Pusat untuk Papua Barat saat ditemui wartawan di Rumah Sakit Karantina Provinsi di Manokwari. FOTO: rustam madubun/papuadalamberita.
PAPUADALAMBERIA.COM-MANOKWARI- Tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD )masker, warga masih sering berkumpul dan berkerumun di luar rumah, tidak memperhatikan jarak adalah gambar yang masih terlihat di Kabupaten Manokwari, diskriminasi terhadap pasien dan keluarganya juga masih ada.
Baca juga: Tiga Pasien Claster Gowa di Papua Barat Sembuh, Ini Pesan Gubernur dan Penjabat Bupati
Baca juga: Sembuh Tiga, Tambah 14, Positif COVID-19 Papua Barat Jadi 102 Orang
Baca juga: Pesan Gubernur Papua Barat, Masyarakat Maafkan Kesalahan Almarhum Demas Mandacan
Itu terjadi karena masih kurang pemahaman warga terhadap masalah CoronaVirus Disease 2019 (COVID-19) dan bagaimana pencegahannya.
‘’Saya kira itu karena pemahaman yang kurang dari mmasyarakat terhadap masalah COVID ini, kita harapkan dengan adanya petugas yang lebih banyak turun ke jalan dan relawan akan membantu memperjelas sehingga masyarakat bisa paham tentang COVID-19 dan permasalahannya,’’ ujar Drs Brigjen Pol (pur) Drs Faurizal SH, LO BNPB Pusat untuk Papua Barat selama pendemi COVID-19 yang ditemui wartawan di Manokwarui.
Ia mengatakan, karena memang di tempat lain juga sama, tetapi diharapkan makin ke sini makin sadar, karena pemerintah selalu menggemborkan menyampaikan apa sih COVID-19 bagaimana cara mengatasi.
‘’Kesadaran warga diluar atau di dalam ruamh masih rendah, namun kita selalu berusaha untuk mengingatkan kembali kepada mereka, mungkin dari setiap Gugus Tugas di kabupaten atau provinsi akan lebih giat lagi pada mereka, khusu melalui relawan membantu memberikan pemahaman kepada masyarakat,’’ jelasnya..
Jumlah pasien positif di Papua Barat kemungkinan akan bertamabah, Ia menjelaskan bisa saja kalau kondisi seperti sekarang masih terjadi, banyak warga di jalanan ditemukan belum patuhi menggunakan masker.
‘’Tempat-temat kita, hampir setiap lokasi ada disiapkan fasilitas (masker, pencuci tangan), seperti di bank perkantoran, bahkan dirumah-rumah saya lihat ada,’’ tuturnya.
Secara umum Ia melihat belum menghasilakn hasil yang signifikan artinnya COVID-19 di Papua Barat diposisi puncak,
‘’Saat ini kita sementara masih focus di lima kabupaten yang betul-betul kita kuatir akan bertambah. Kita ke sini yang sesungguh bagaimana pelaksanaan percepatan penanganan oleh pemerintah dan kabupaten yang ada baru kita bisa evaluasi, terangnya.
Sudah lima hari Ia berada di Manokwari, Ia mengaku belum mendapat terlalu yang menunjukan adanya penurunan.
‘’Tetapi Alhamdulillah yang sembuh kita (Manokwari) bertambah, mudah-mudahaan lebih banyak yang sembuh daripada yang bertambah (positif) walaupun Orang Dalam Pemantauan (ODP) makin bertambah juga karena tadi kesadaran masyarakay berkurang,’’ tegasnya.
Perlu ada beberapa pembenahan perlu supaya hasilnya makasimal dari tingkat provinsi koordinir sampai ke bawah.
‘’Terutama pengorganisasian karena kita akan mengendalikan berarti di pusat juga harus sudha siap, pendataan, informasi kepada masyarakat sehingga masyarakat tau perkembangan, sehingga terorganisasi ada petugasnya, ada rencana-rencana yang dikerjaakaan apa saja, dampak yang timbul apa dan apa langkah-langkahnya,’’ urainya.(tam)