HUT Papua Barat
Papua Barat

Sambut Nuzulul Quran Ust Abdul Kholiq Bukhori Ceramah di Masjid Nurul Fatah Manokwari

190
×

Sambut Nuzulul Quran Ust Abdul Kholiq Bukhori Ceramah di Masjid Nurul Fatah Manokwari

Sebarkan artikel ini
QORI Masjid Nurul Fatah Reremi Manoraing Manokwari saat membaca Al Qur’an pada peringatan Nuzulul Qur’an, Senin (21/2019). FOTO: rustam/madubun/papuadalamberita.com

PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI – Rabu 22 Mei 2019 umat muslim akan memperingati Nuzulul Quran di Ramadhan 1440 H. Nuzulul Quran diperingati tiap tanggal 17 ramadhan sebagai peristiwa turunnya Al Quran pertama kali pada Nabi Muhammad SAW.

Masjid Nurul Fatah, Reremi Manoriang, Manokwari Papua Barat pada Selasa 21 Mei 2019 telah memperingati malam istimewa itu dimana umat islam dianjurkan untuk mengisi malam Nuzulul Quran dengan ibadah.

Panitia amal ramadaan 1440 Hijriah, Masjid Nurul Fatah menghadirkan Al Mukarrom Ustadz Abdul Kholiq Bukhori sebagai penceramah. Peringatan dihadairi  Kepala Seksi Bimas Islam Kabupaten Manokwari yang juga Sekertaris Umum MUI Papua Barat, H  Nanang  Supyan serta warga  muslim Rereremi Manoriang.

‘’Pahala itu tidak bisa dilihat sekarang, tetapi untuk dinikmati di ahirat, pahala itu untuk kepentingan kita di ahirat, hanya satu persen yang diberikan kepada kiita di dunia,’’ ujar KH Abdul Kholik Bukhori .

Al Mukarom Ustadz Abdul Kholik Bukhori mengatakan, malam istimewa, malam diturunkannya Al Qur’an yang pertama kali kepada Baginda Nabi Salawallahi Allaiwasalam dari Allah SWT melalui malaikat jibril AS. ‘’Jadi Al Qur’an itu diturnkan pada tanggal 17 ramadan. Tetapi kenapa ada ayat Al Qur’an yang menerangkan sesungguhnya aku  menurunkan Aqluran pada malam kemulian,’’ ujarnya.

Perlu dipahami, Allah SWT menerunkan Al Qur’an secara penuh dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah diaritikan ke langit dunia, Itu adalah pada tanggal ganjil di bulan ramadan, maka disitu disebut malam kemulian, kenapa disebut malam kemuliaan, karena Allah SWT menurunkan Al Qur’an dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah.

‘’Itu diturunkan secara penuh, tidak dari ayat ke ayat, kemudian dari baitul “Izzah ke dunia kepada Baginda Nabi Salawllah Allaiwasalam yang diturunkan ayat pertamanya QS Al Alaq ayat 1-5 di Jabal Nur  waktu Rasulullah bermunajab di Gua Hira,’’ jelas Ustadz  yang akrab disapa Ustadz Kholik.

‘’Dan seterusnya, diturunkan dari ayat per ayat, secara terus-menerus sesuai dengan keperluan Nabi Muhammad SAW pada waktu  jamannya,’’ tambah Ustadz.

PERINGATAN Nuzulul Qur’an di Masjid Nurul Fatah Manokwari, Senin (21/5/2019). FOTO: rustam madubun/papuadalamberita.com

Ia mengatakan, jadi surat Al Alaq yang pertama berbunyi Iqro….  yang artinya “Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan” ini menandakan bahwa kita diingatkan carilah ilmu tauhid sehingga kamu sampai mengatakan tidak ada Tuhan yang wajib disembah selain Allah.

‘’Maka disitulah disebut “Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang Maha menciptakan” Allah yang menciptakan manusia dari segumpal darah

Kenapa Allah memfirmankan kepada Rasulullah yang senantiasa untuk dibacakan kepada kita semua, bahwa Allah SWT menciptakan manusia hanya dari segumpal darah,  ini mengandung filosof yang sesunguhnya sangat besar aritnya bagi manusia.

‘’Kenapa Allah tidak mengatakan Saya menciptakan manusia dari intan berlian, kok hanya dari senggumpal darah, ini menandakan kita boleh mengingat, bahwa kita ini diciptakan oleh Allah hanya dari segumpal darah yang segumpal darah tidak ada hebatnya,’’  terang Ustad Kholik.

Maka Ustad Kholik mengingatkan kaum muslim dan muslimat jadila manusia yang rendah hati, supaya kita jadi manusia yang tawadu, tidak sombong, tidak merasa pintar, tidak merasa unggul dan tidak merasa suci.

Maka para kekasih Allah banyak telah memberikan pendidikan kepada umat muslim, bahwa ada tiga hal penting yang menjadi perhatian dalam kehidupan manusia sehari-hari.

“Para wali memberi nasehat kepada kita, bahwa wahai manusia jangan engkau merasa pintar, kalau engkau belum mampu meneliti kejelekan diri kamu sendiri, jangan menjadi orang yang sok merasa pintar,’’ pesan Ustadz Kholik.

Maka para walipun menghitung diri sendiri, setiap tiga jam sekali, apakah tiga jam yang lalu apa yang telah diperbuat, apakah ada maksiatnya, apakah ada  menyimpang atau menyusahkan orang lain?

Tetapi jika manusia tidak mampu melihat diri sendiri setiap tiga jam sekali, sedikitnya dilakukan ketika beranjak mau tidur  mulai menghitung dirinya apa yang telah dilakukan pada pagi hari.

Apakah telah berwuduh atau tidak, setelah wuduh, apakah telah solat fajar atau tidak, apakah solat koblia subuh atau belum, setelah itu apakah solat subuh atau tidak, setelah solat subuh apakah sarapan atau tidakl? dan seterusnya.

KH Abdul Kholiq Bukhori saat membawakan cerama memperingati malam Nuzulul Quran di Manokwari. FOTO: rustam madubun/papuadalamberita.com

‘’Jika itu kita lakukan sebagai pekerjaan kita tiap malam, pikiran kita hingga kita berusia 120 tahun tidak akan menjadi seorang yang disebut pikun (orang yang mudah lupa), itu manfaatnya dan maknya,’’ rinci Ustadz..

Yang kedua, jangan sok merasa unggul, merasa super power kalau masih suka menghina orang lain, menghina orang itu kan  perbuatan gampang untuk dilakuka.

Yang ke tiga, jangan merasa suci kalau belum  mampu manunggal dengan Illahi sang pencipta dengan bumi seluruh isinya. Ia mencontohkan bagaimana solat yang belum khusu karena ingat duniawi.

‘’Karena utama solat lima waktu merupakan barometer amalan kita yang diterima atau tidak,’’ tambah Ustadz.

Jadi Al Qur’an diturunkan, pada malam kemulian, malam kemulian itu adalah lebih baik pada seribu bulan. ‘’Oleh karena datang malam kemulian mari kita bangkit untuk beribadah di malam itu,’’ pesannya.

Kalau kita belum menjadi orang yang mutazabah, malam kemuliaan dibulan ramadan ini akan datang pada malam ganjil 21, 23 25, maka setiap tanggal ganji mari tegakan fisik untuk perbanyak ibadah kepada Allah.

‘’Apakah itu melalui solat tahajud, solat witir, solat hajat, baca Al Qur’an, sedekah maka amalan kita dimalam itu akan berpahala yang baik dari pada seribu bulan,’’ ujarnya.

“Kita ber ibadah disatu malam, yang kebetulan di malam itu adalah malam lailatulqodar, dimana lailatullqadar, diturnkannya Al Qur’an dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah adalah ke langit dunia secara sempurna dan pada malam itu Allah SWT mengutuskan para malaikat untuk turun ke dunia mencatat amalan-amalan manusia,’’ kata Ustadz.

Sehingga usianya sesorang sudah 80 tahun, begitu ibadahnya tepat di malam kemulian maka pahalanya sama dengan telah ibadah 83 tahun, maka habislah dosanya, begitu kita meninggal Inysaallah khusnul khotimah.

‘’Khusnul Khotimah yang pertma harus mempertahankan iman dan taqwanya, yang kedua harus memperbaiki hidup dan kehidupannya secara jiwa, yaitu hatinya dibersihkan,’’ ungkap Ustadz.

Peringatan malam Nuzukuk Qur’an warga muslim Manoriang diawali dengan pembacaan kalam ilahi oleh remaja masjid Nurul Fatah(tam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *