Kepala Biro Umum Setda Papua Barat Juliana Antoneta Maitimu SMN yang ditemui wartawan di ruang kerja Biro Umum Setda Papua Barat Senin (19/6/2023). FOTO: RUSTAM MADUBUN.PAPUADALAMBERITA.
PAPUADALAMBERITA.COM.MANOKWARI – Masih inggat tagilen iklan Air merek Aqua yang populer di masyarakat, berbunyi, Sumber Air Su Dekat.
Tagilen ini tepat juga disematkan pada tiga rumah jabatan Pemerintah Provinsi Papua Barat di Susweni Distrik Manokwari Barat Manokwari.
Rumah itu, adalah rumah jabatan gubernur, rumah jabatan wakil gubernur dan rumah jabatan Sekda Papua Barat yang selama ini mengkonsumsi air untuk masak, minum, mandi dan cuci mengharapkan Ridoh Tuhan turunkan hujan dari langit atau membeli air bertangki-tangki.
Impian kehadirqan air bersih sudah mulai mendekati ke tiga rumah jabatan itu.
Ibarat menanti kedatangan pujaan hati yang lama tidak jumpa, seperti dengan kehadiran teknologi mesin pompa air, teknologi mesin filter air melalui kerja keras Kepala Biro Umum Setda Papua Barat Juliana Antoneta Maitimu SMN.
Mesin-mesin itu hadir sebagai bagian dari kerja keras Biro Umum di gagas Kepala Biro Umum Pemda Papua Barat untuk menghadirkan air besihdi tiga rumah jabatan pemerintah provinsi Papua Barat.
Ia mengatakan mesin-mesin itu untuk mengolah air tanah, mempoa dan menyaring air menjadi air bersih untuk dikomsumsi.
‘’Kalau tidak salah beberapa tahun lalu sudah ada pengeboran sumber air di sekitar salah satu rumah jabatan, tetapi mengapa itu tidak difungsikan, saya dapat informasi, bahwa itu mengandung e-coli sehingga tidak dipergunakan,’’ ujarnya yang ditemui wartawan di ruang kerja kepala Biro Umum Setda Papua Barat Senin (19/6/2023).
Menurut kepala biro, setelah Ia menjabat dan bertugas Ia berasama stafnya mendiskusikan persoalan air di ketiga rumah jabatan itu.
‘’Selain air sumur bor, ada juga sumber air didari Batu Nene itu juga sudah lama ada, tetapi bermasalah di pompa dan pipa yang naik ke atas tidak maksimal,’’ urainya.
Setelah mengetahui ada sumber air, tapi tidak maksimal dimanfaatkan, Ia pun mendiskusikan bersama stafnya.
‘’Untuk sumur bor saya sampaikan pada staf coba dikasih jalan airnya, kalau itu mengandung e-coli dan kotor dikeluarkan terus menerus berbulan-bulan, setelah dikeluarkan tidak ada endapan lagi, lalu saya bilang, kenapa dari dulu tidak berfikir untuk menyelesaikan, tidak harus punya uang banyak baru cari solusi, tidak! Sekaran tidak hanya kerja, harus tetapi cerdas,’’ tegasnya.
‘’Saya minta staf ambil sampel air di kirim ke Jakarta diperikssa di perusahaan hidro, setelah diperiksa semua layak dipakai, setelah itu dikuras, setela diperiksa lagi di Kemenkes hasilnya tidak ada e-coli ,’’ sambugnya.
Ia menambahkan, hal lain adalah harus mencari penjernih air untuk salurkan air, penjernih dan dalam proses, penjernih airnya sudah dipesan untuk di pasang kantor gubernur maupun di kediaman rumah jabatan.
Kemudian, untuk penggunaan sumber air di batu nene Biro Umum mencari solusi, dari Benset mau membantu, dan peralatan sudah tiba dengan kapal di Manokwari, mesin sementara dalam proses pengerjaan, itu yang kita coba lakukan, dalam satu dua minggu mungkin air sudah bisa di alirkan.
Sekarang untuk mengatasi yang belum terjawab, kita pakai dan beli air tangki.
‘’Harusnya tidak boleh menunggu keluhan dari pimpinan, kita yang punya tugas menginfentarisi persoalan apa yang harus kita lakukan,”tegasnya.
”Pompa air di kediaman sudah tiba, dalam proses pengerjaan, untuk hidro kita tidak punnya dana khusus untuk beli filter air, tetapi saya bilang kita harus upaya untuk mengatasi,’’ tegasnya.
Tambah dia bahwa untuk hidro sebagai sumber air untuk berhaga-jaga ketika sumber air di batu nene bermasalah, hidro menjadi solusi sehingga air di ketiga rumah jabatan selalu tersedia.(tam)