Asisten 1 Pemprov Papua Barat, Kepala Bank Indonesia, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Papua Barat, Wakil Bupati Manokwari Selatan dan pelaku UMKM memperlihatkan coklat hasil produksi UMKM binaan Bank Indonesia. PAPUADALAMBERITA. FOTO; RUSTAM MADUBUN.
PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI – Salah satu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mitra binaan Bank Indonesia Perwakilan Papua Barat memamerkan coklat pada wisata kuliner khas nusantara yang dihelat Dinas Koperasi dan Usah Kecil Menegah Provinsi Papua Barat di Lapangan Gaurda Ransiki Manokwar Selatani, Jumat 16/12/2022).
Baca juga: 115 Stan UMKM Ikut Wisata Kuliner Khas Nusantara di Ransiki Mansel
Ada dua produk unggul dari tangan-tangan trampil UMKM Binaan Bank Indonesia diantaranya, coklat batangan dan bubuk coklat yang siap saji untuk dinikmati.
Rasanya tidak kalah gurih, lezat dan manis layaknya ckolat produk luar yang dipasrkan di toko dan mall selama ini, walaupun coklat Ransiki di produksi di Kabupaten Manokwari Selatan, bangga.
Dari 115 stan UMKM yang tampil dalam festival kuliner nusantara salah satunya stand kuliner UMKM milik kelompok Oktovina Waran (45 tahun). Racikan dan adonan dari tangan Ibu rumah tangga atas bantuan dan binaan Bank Indonesia Papua Barat coklat Ransiki dapat di pasarkan ke sjumlah toko dan mall serta tampil pada ivent ivent pameran serupa secara nasional.
Asisten 1 Pemprov Papua Barat, Kepala Bank Indonesia, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Papua Barat, Wakil Bupati Manokwari Selatan menikmati minuman dingin coklat Ransiki produksi UMKM binaan Bank Indonesia. PAPUADALAMBERITA. FOTO; RUSTAM MADUBUN.
Kami binaan dari Bank Indonesia sudah tiga tahun, mereka (Bank Indonesia, red) membantu kami dengan pelatihan, melatih kami dalam pemasaran, membantu dengan modal awal, dan membantu promosi dan pemasaran,’’ ujar Oktovina Waran salah satu pelaku UMKM Manokwari Selatan dari Koperasi Ebier Suth Cokran yang ditemui wartawan disela-sela vestifal Kuliner Nusataran di Kabupaten Ransiki Manokwari Selatan, Jumat (16/12/2022).
Ia menceritakan proses buah kakao hasil tanam PT Cokran sampai menjadai coklat bubuk dan batangan.
‘’Sekali produksi kalau 30 batangan coklat dengan bahan baku tiga kilogram kakao, sedangkan dengan bahan baku biji kakao lima kilogram menghasilkan 100 batang coklat.
‘’Kami melakukan produksi coklat ini melalui adonan, campuran sampai dengan mencetak coklat batangan dan bubuk.
Hasil produksi coklat Ransiki dipasarkan melalui bantuan Bank Indonesia perwakilan Provinsi Papua Barat.
‘’Dan juga kami produksi di tempat ada warga yang melakukan pembelian di pabrik tempat kami produksi. Jika ada yang pesan kami produksi dan menjual kepada mereka, dalam sehari kami produksi misalkan lima kilogram dapat 100 batangan coklat, coklat dibeli di PT Cokran, coklat ukuran besar harganya Rp25.000 dan ukuran sedang Rp10.000 dan ada bubuk coklat,’’ ujarnya.
‘’Bubuk coklat ini bisa dibikin kue, bisa langsung diminum setelah diberi susu dan gula dapat di moinum dingin atau hangat,’’ sebutnya lagi.
Sedangkan dalam pembukaan festival Kuliner Nusatara, asisten satu Setda Papua Barat Rumbekwan yang didampinggi Kepala Bank Indonesia Papua Barat, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Papua Barat Stevanus Selang, Wakil Bupati Manokwari Selatan Wempie W Rengkung sempat mencicipi lezatnya coklat dan menikmati minuman dingin coklat ransiki yang langsung disajikan pelaku UMKM ibu Oktovina D Waran di stand festival, Jumat.(rustam madubun)
Oktavina Waran, pelaku UMKM Manokwari Selatan binaan bank Indonesia yang memproduksi coklat Ransiki. PAPUADALAMBERITA. FOTO; RUSTAM MADUBUN.