Papua Barat

Walau Papua Barat Tidak Rawan Karhutla, Dinas Kehutanan Tetap Antisipasi Kebakaran

50
×

Walau Papua Barat Tidak Rawan Karhutla, Dinas Kehutanan Tetap Antisipasi Kebakaran

Sebarkan artikel ini

Hutanan lindung Gunung Meja Manokwari Papua Barat Selasa (6/6/2023). FOTO: RUSTAM MADUBUN.PAPUADALAMBERITA.

PAPUADALAMBERITA.COM.MANOKWARI – Provinsi Papua Barat bukan wilayah rawan kebakaran hutan dan lahan (Karhutlah), tetapi Dinas Kehutan Provinsi Papua Barat memiliki tangungjawab besar mengantisipasi, jika sewaktu-waktu terjadi Karhutla dimasa saat el nino.

‘’Papua Barat tidak termask wilayah prioritas, provinsi Papua masuk prioritas, tetapi Papua Barat selalu dilibatkan dalam rapat-rapat terkait Karhutla, dinas kehutanan selalu patroli antisipasi kebakaran hutan, sosialisasi tentang kebakaran hutan,’’ ujar Kepala Dinas Kehutanan Ir Hendrik F  Runaweri yang ditemui wartawan di ruang kerjanya Selasa (6/6/2023).

Kepala dinas mengatakan, selain kehutanan  juga ada Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan (Balai PPI dan Karhutla) Papua Barat, ini punya kelompok masyarakat yang dibentuk.

‘’Antisipasi Karhutlah, di Papua Barat ada timnya, timnya itu diketuai kepala BPBD Papua Barat Derek Ampnier, di dalamnya ada BPBD, Dinas Kehutanan, Balai kehutanan kepolisian,’’ jelas Runaweri.

Balai PPI dan Karhutlah ini punya kelompok masyarakat yang dibentuk untuk menjaga jangan sampai terjadi kebakaran hutan, kelompok ini disebut kelompok masyarakat peduli api.

‘’Kelompok ini ada di daerah Gunung Botak Kabupaten Manokwari Selatan, di Kebar, Bomberai Kabupaten Fakfak, dan hutan lindung Remu Kota Sorong karena daerah ini merupakan daerah banyak tumbuh alang-alang dan rumput yang muda terbakar,

Menurut Kepala Dinas Kehutanan, kelompok ini yang selalu koordinasi, dan dinas kehutanan juga selalu punya laporan monitoring tiap hari, nanti ditemukan spotnya ada di mana kemudian semua OPD tadi berkonsentrasi di spot yang mengalami kebakran hutan misalnya.

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat Ir Hendrik F Runaweri yang ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (6/6/2023). FOTO: RUSTAM MADUBUN.PAPUADALAMBERITA.

‘’Dulu kita masih bergabung dengan Provinsi Papua Barat Daya sering terjadi kebakaran di hutan lindung Remu Sorong, tetapi sekrang sudah tidak ada, jadi kita fokus ke Gunung Botak dengan Bomberai Fakfak, di dua lokasi ini juga ada masyarakat peduli api,’’ jelas Kepala Dinas Kehutanan Papua Barat.

Ia melanjutkan bahwa Polda PApua Barat juga memiliki tim juga bersama kehutanan memselalu monitor menggunakan aplikasi yang namanya SIPongi.

‘’Tapi dengan adanya El Nino ini, perubahan suhu bumi juga naik, kalau suhu bumi naik Itu berpotensi memacu kebakaran, sehingga kami telah mengeluarkan edaran kepada teman-teman lapangan untuk mengantisipasi, sehingga sering patroli supaya kalau ada hal yang terjadi bisa dapati antisipasi,’’ tegas kepala dinas.

‘’Jika masih satu provinsi pernah terjadi di Remu Sorong, sekarang sudah tidak ada, kita fokus Gunung Botak dan di Fakfak Bomberai,  disana ada masyarakat peduli api, juga jadi laporan di whatsapp grup ada setiap hari, Polda Papua barat juga ada timnya bersama kehutanan kita, ada aplikasi si Pong untuk monitor,’’ kata Runaweri.

Menurutnya, memang el nino perubahan suhu bumi naik, sehingga dapat memacu kebakaran, tetapi kami telah memberikan edaran pada petugas lapangan untuk mengantisipasi, selalu lakukan patroli,’’ tegasnya.

Kata kepala Dinas Kehutanan, koordinasi antisipasi kebakaran hutan di Papua Barat berjalan, ada pertemuan rutin bahsa kebakaran hutan, pertemuan tingkat pusat yaitu presiden melalui MenkoPolhukam dengan daerah diikuti Gubernur, Kapolda kepala balai kepala Dinas Kehutanan Kepala BPBD.

Ia mengatakan, hutan Papua Barat terlindungi baik, pernah terjadi kebakaran hutan di Fakfak tetapi itu dibakar orang, di Remu juga tetapi tidak besar dan langsung padam.

‘’Di Bomberai Fakfak dan Gunung Botak Manokwari Selatan ada hutan lindung, hutan biasa, dan masuk kawasan hutan yang kebanyakan alang-alang, mudah terbakar, di Kebar sama dengan Bomberai Jadi kalau panas sedikit mereka bisa terbakar,’’ jelas Kepala Dinas Kehutanan Papua Barat.(tam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Maaf Tidak Bisa Dicopy !!