Waspadai Penyakit Malaria (Oleh dr Xaviera)
Papua Barat Juli 25, 2019 redaksi papua 0


PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI- Kali ini saya membahas sedikit tentang Malaria. Malaria adalah sebagai penyakit yang disebabkan oleh parasit yang disebut plasmodium dari nyamuk Anopheles.
Jika seseorang tergigit nyamuk Anopheles yang terinfeksi, parasit Plasmodium penyebab malaria
dapat ditularkan dan dilepaskan ke dalam aliran darah. Setelah terkena malaria, orang tersebut
akan terus menggigil dan demam yang terjadi dalam siklus yang berlangsung selama 2-3 hari
dalam satu waktu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2017 memperkirakan ada sekitar 219 juta kasus
malaria secara global yang berujung pada 435 ribu kematian.
Sebagian besar kasus malaria terjadi di negara-negara Afrika dan Asia Tenggara. Lima negara
yang disebut WHO penyumbang kasus malaria terbanyak di antaranya Nigeria (25%), Republik
Kongo (11%), Mozambik (5%), India (4%) dan Uganda (4%).
Di Indonesia, jumlah penderita malaria cenderung menurun dari tahun ke tahun. Namun,
beberapa provinsi di Indonesia masih banyak yang menderita malaria, terutama di wilayah timur
Indonesia, yaitu Papua dan Papua Barat. Sementara itu, provinsi DKI Jakarta dan Bali sudah
masuk ke dalam kategori provinsi bebas malaria.
Gejala Malaria
Gejala malaria timbul setidaknya 10-15 hari setelah digigit nyamuk. Munculnya gejala melalui
tiga tahap selama 6-12 jam, yaitu menggigil, demam dan sakit kepala, lalu mengeluarkan banyak
keringat dan lemas sebelum suhu tubuh kembali normal. Tahapan gejala malaria dapat timbul
mengikuti siklus tertentu, yaitu 3 hari sekali (tertiana) atau 4 hari sekali (kuartana).
Gejala dan tanda umum malaria adalah:
· Menggigil sedang sampai berat
· Demam tinggi
· Banyak berkeringat
· Sakit kepala
· Muntah, mual
· Diare
· Anemia
· Nyeri otot
· Kejang-kejang
· Koma
· Buang air besar berdarah
Penyebab Malaria

Penyebab malaria adalah gigitan dari nyamuk Anopheles betina yang di dalam tubuhnya
terkandung parasit Plasmodium. Gigitan nyamuk tersebut menyebabkan parasit masuk ke dalam
tubuh manusia. Jenis Plasmodium bermacam-macam, dan akan berpengaruh terhadap gejala
yang ditimbulkan serta pengobatannya.Anopheles adalah satu-satunya nyamuk yang dapat
menjadi penular parasit malaria.
Keberhasilan parasit penyebab malaria untuk berkembang di dalam tubuh nyamuk tergantung
pada beberapa faktor, terutama faktor kelembaban dan suhu.
Ketika nyamuk yang terinfeksi menggigit manusia, parasit penyebab malaria memasuki aliran
darah, dan menjadi aktif dalam hati. Setelah itu, 5-16 hari selanjutnya setelah tergigit, manusia
yang tergigit akan mulai menunjukkan gejala malaria.
Parasit malaria kemudian dilepaskan kembali ke dalam aliran darah dari hati menuju sel darah
merah dan mulai berkembang biak. Beberapa parasit penyebab malaria ini ada yang tetap tinggal
di dalam sel hati dan akan dilepaskan kembali pada saat penderita mengalami penurunan
kekebalan tubuh. Ketika parasit malaria di dalam sel hati dilepaskan itulah yang disebut dengan
kekambuhan (relaps).
Ada lebih dari 100 jenis Plasmodium, dimana para ilmuwan telah mengidentifikasi lima jenis
Plasmodium yang secara khusus mampu menginfeksi manusia, di antaranya:

1. Plasmodium falciparum
Parasit penyebab malaria ini berada di seluruh dunia. Diperkirakan 1 juta orang terbunuh karena
strain ini setiap tahunnya. Strain ini dapat berkembang biak dengan cepat menjadi malaria berat,
misalnya hingga menyerang otak, namun strain ini tidak mampu relaps.
2. Plasmodium vivax
Terletak di Amerika Latin, Afrika, dan Asia (terbanyak di Asia). Strain ini memiliki stadium
aktif yang tinggal di dalam sel hati yang dapat aktif kembali dan menyerang sel darah setelah
berbulan-bulan atau bertahun-tahun kemudian, yang disebut dengan relaps/kambuh.
3. Plasmodium ovale
Terletak terutama di daerah Afrika Barat, yang secara biologis dan morfologi sangat mirip
dengan plasmodium vivax.
4. Plasmodium malariae
Terletak di seluruh dunia dan satu-satunya parasit malaria yang aktif setiap 3 hari. Jika tidak
diobati, P. malariae dapat menyebabkan infeksi kronis yang dapat bertahan seumur hidup.
5. Plasmodium knowlesi
Terletak di Asia Tenggara dan diketahui memiliki siklus 24 jam. Oleh karena strain ini dapat
berkembang biak dengan cepat pada pasien, kasus yang fatal juga dilaporkan.
Diagnosis Malaria
Bila seseorang mengalami gejala malaria, petugas kesehatan akan menanyakan apakah ia tinggal
atau baru saja bepergian ke daerah yang banyak kasus malaria. Setelah itu, akan dilakukan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan darah.
Diagnosis dini malaria adalah sesuatu yang sangat penting untuk pengobatan malaria. Setiap
individu yang menunjukkan tanda-tanda malaria dan gejala penyakit ini harus segera diuji.
WHO sangat merekomedasikan pemeriksaan darah untuk mendiagnosis malaria dengan
mikroskop atau tes diagnostik cepat malaria (RDT/rapid diagnostic test). Pemilihan metode ini,
tergantung pada fasilitas medis yang tersedia. Tujuan pemeriksaan darah di bawah mikroskop
adalah untuk mendeteksi parasit penyebab malaria dan mengetahui jenis malarianya. Perlu
diketahui, pengambilan sampel darah dapat dilakukan lebih dari sekali dan menunggu waktu
demam muncul.
Pengobatan Malaria
Diagnosis dini malaria adalah sesuatu yang sangat penting untuk pengobatan malaria. Malaria
harus segera ditangani untuk mencegah risiko komplikasi yang berbahaya. Penanganan malaria
dapat dilakukan dengan pemberian obat antimalaria. Obat-obatan ini perlu disesuaikan dengan
jenis parasit penyebab malaria, tingkat keparahan, atau riwayat area geografis yang pernah
ditinggali penderita.
Komplikasi Malaria
Tujuan dari mengobati malaria adalah untuk menghilangkan parasit Plasmodium dari aliran
darah pasien. Dengan demikian, risiko penularan penyakit dapat berkurang dengan pengobatan
malaria ini.
Jika tidak menerima pengobatan malaria, penyakit malaria ini dapat berakibat fatal. Beberapa
komplikasi serius yang disebabkan oleh malaria, di antaranya anemia berat, hipoglikemia,
kerusakan otak, dan banyak organ gagal berfungsi. Komplikasi tersebut dapat berakibat fatal dan
lebih rentan dialami oleh balita, ibu hamil, serta lansia.
Meskipun banyak langkah telah dilakukan, vaksin untuk penyakit ini masih belum ditemukan,
namun penyakit ini bisa ditangani dengan pengobatan malaria.
Pencegahan Malaria
Meski belum ada vaksinasi untuk mencegah malaria, dokter dapat meresepkan obat antimalaria
sebagai pencegahan jika seseorang berencana bepergian atau tinggal di area yang banyak kasus
malarianya. Selain itu, pencegahan bisa dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk dengan
memasang kelambu pada tempat tidur, menggunakan pakaian lengan panjang dan celana
panjang, serta menggunakan krim atau semprotan anti nyamuk.(tam)

No comments so far.
Be first to leave comment below.