
PAPUADALAMBERITA.COM, BADUNG – “Yang kami antisipasi juga adalah ketika hoaks
ini nanti muncul pada saat masa tenang 14,15, dan 16 April, itu saya kira yang
sangat berbahaya. Maka, tentunya harus diimbangi berita-berita dari pihak-pihak
penyelenggara memberikan informasi yang sebenarnya,” katanya di Badung,
Bali, Jumat.
Salah satu upaya melawan hoaks, menurut dia, sebenarnya dengan memperbanyak
konten positif yang disebarkan ke masyarakat. Konten positif dari peserta
maupun penyelenggara negara akan memberikan pilihan masyarakat untuk
mendapatkan informasi yang lebih baik.
Ia mengatakan bahwa pihaknya mengapresiasi tingkat kepercayaan terhadap
penyelenggara pemilu masih tinggi, 80 persen, sebagaimana hasil survei
baru-baru. Hal ini menjadi modal untuk terus meningkatkan kepercayaan kepada
masyarakat dengan kerja profesional dan berintegritas.
Anggota Bawaslu RI Muhammad Affifuddin dalam diskusi dan media gathering
Bawaslu 2019 di Badung, Bali, Jumat, mengatakan hoaks menjadi salah satu pemicu
bagi kerawanan dalam Pemilu 2019.
Menurut dia, pihaknya telah memetakan sebanyak 92 kabupaten/kota rawan terpapar
hoaks pada tahun lalu. “Sebanyak 92 persen, tentunya termasuk di kota-kota
besar,” katanya.
Hoaks harus dilawan, bukan hanya oleh penyelenggara pemilu, melainkan juga
seluruh pemangku kepentingan, termasuk pers.
Ketua Masyarakat Anti Fitnah Indonesia Septiaji Eko Nugroho dalam diskusi
tersebut mengatakan bahwa hoaks politik telah merusak rasionalitas para pemilih
dalam pemilu.
Menurut dia, kondisi tersebut telah terjadi di sejumlah negara. Tidak hanya
Indonesia namun juga di negara maju seperti Inggris, Amerika Serikat, dan
terakhir Prancis.
Artinya, menurut dia, hoaks mampu menembus masyarakat di negara-negara maju
yang memiliki pendidikan lebih tinggi. “Pendidikan tinggi pun tidak
berarti tidak termakan hoaks,” katanya.
Dalam catatan pihaknya pada semester kedua 2018, terdapat 260 hoaks politik
yang ditujukan kepada berbagai aktor. Jumlah tersebut, menurut dia lebih dari
separuh jumlah hoaks yang diproduksi.(ant)