Papua

*Catatan Kris Ansaka: Duka Diatas Cycloop dan Sentani

345
×

*Catatan Kris Ansaka: Duka Diatas Cycloop dan Sentani

Sebarkan artikel ini
Print
MENAGIS: Kris Ansaka, mantan Jurnalis dan pengamat lingkungan dan hutan. FOTO: album pribadi/papuadalamberita.com

PAPUADALAMBERITA.COM, JAYAPURA – Gunung Cycloop dan danau Sentani adalah sebuah pasangan hidup, ibarat suami istri yg harmonis penuh cinta dan kasih sayang, yg menghidupi anak-2nya, yaitu semua orang yg hidup diatas, ditepian dan di kota Sentani. Cycloop menjulang tinggi, menahan gempuran ombak dan gelombang lautan Pasific demi kenyamanan “anak-anaknya”.

Cycloop menahan awan, mengkonversinya menjadi hujan, menyimpan air dalam tanah dan meneteskannya ke danau sedikit sedikit. ibarat seorang suami yg banting tulang bekerja cari uang, menabung dan memberi kepada istrinya, sesuai kebutuhan.

Sesuai kebutuhan, karena tidak ada sungai2 besar seperti Mamberamo atau Grime, yg mengalir dari Cycloop masuk ke danau. Danau hanya menerima air dari Cycloop, air yg jernih. Ibarat seorang istri, danau menyediakan ekosystem biota danau, ikan-ikan, juga ada pohon sagu sumber karbohydrat, dan penyerap gas CO2. Sebagai istri yg setia dan arif, Sentani menyediakan makanan dan air bersih bagi anak2nya, sekitar 100 000 jiwa yg hidup di danau dan kota Sentani.

Keharmonisan ini rusak berantakan. Karena : 1. Karena pemerintah daerah tdk bertanggungjawab melaksanakan Perda ttg tata ruang, menegakkan aturan peruu-an, mengawasi dan melindungi anak2nya. Pemda mengejar Adipura, sebuah popularitas murahan. Untuk hormat dan nama.

2. Ibarat ” kakak”, pemkab membiarkan anak2 nakal melanggar dan menginjak injak peraturan. Perda tata ruang dilanggar, Perda pelestarian sagu diinjak-injak, tidak ada perda pelestarian danau, maka danau menjadi tempat pembuangan sampah dan septictanc umum. Maka sang ayah yi Cycloop dan sang bunda yi danau Sentani, sakit hati, murka dan menghukum anak2nya.

Salahkah mereka yg meninggal dalam banjir ini? Berdosakah mereka? Mereka kah yg bertanggung jawab atas pengrusakan harmoni alam cycloop dan danau? TIDAK. Siapa yg bertanggung jawab ? (Sy kira kalau terjadi di Jepang, kepala daerahnya sudah HARAKIRI).

DUKA: Gunung Cycloop. FOTO: kesiniaja.com/papuadalamberita.com

Buang jauh cita2 meraih adipura diatas korban jiwa yg sia-sia. Berhenti mengejar popularitas murahan. Kejadian ini menyadarkan kita bahwa kita belum layak menerima Adipura. Tata kembali harmoni antara Cycloop sang ayah, Sentani sang bunda dan antar anak-anaknya, Pemda sebagai kakak yg bertanggungjawab atas perilaku rakyat sang adik.

Bagi masyarakat Sentani, Cyloop ibarat seorang Ibu/Mama Dia – mama selalu melindungi dan memberikan makan untuk anak-anaknya. Tapi kasih sayang Cyloop atau Rhobongsolo ini tidak dijaga bahkan dihiyanati dengan menebang pohon dan membakarnya.

Sehingga ibu/mama – Sang Cyloop itu menangis (BANJIR). Kasih sayang Cyloop dibalas dengan merusak hutan dan segala isinya.*(penulis adalah mantan jurnalis dan anak asli Sentani)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *