PAPUADALAMBERITA.COM.MANOKWARI – Haji Ganjar Pranowo SH, MP, juga Gubernur Jawa Tengah, Ia mengunjungi Pulau Mansinam Senin (20/11/2023).
Baca juga: Ganjar Tiba di Manokwari, Kunjungi Mansinam
Baca juga: Ganjar Pranowo Sebut: Dengan Nama Tuhan Saya Menginjak Tanah Ini
Dalam kunjungan itu, Ganjar tidak didampingi partai politik pengusung sebagai calon presiden di Pemilu 2024.
Bukan hanya itu, tidak ada bendera partai, slogan beraroma kampanye, dan tidak ada atribut partai seperti kaos dan lain-lain.
Nuansa tanpa partai, tanpa relawan sejak awal Ganjar tiba di Bandar Udara Rendani sudah terlihat jelas.
Dalam pantauan papuadalamberita.com jika ada kunjungan pejabat, tokoh ke Manokwari, lazimnya disambut protokoler provinsi, kabupaten dengan tarian adat, kemudian transit di ruangan VIP, namun semua itu tidak tampak saat Senin pagi Ganjar berkunjung.
Saat tiba di Bandara Rendani MANokwari hanya aparat keamanan, petugas bandara berpakaian dinas dan berpakaiaan sipil.
Satu-satunya media yang meliput kedatangan Ganjar di Bandara Rendani pada pagi itu papuadalamberita.com, kecuali ketika kunjungan di Pulau Mansinam ada sejumlah media serta media yang dibawa tim Ganjar.
Acara di Pulau Mansinam dihadiri sejumlah tokoh dan warga Kampung Mansinam, selebihnya aparat keamanan dan wartawan.
Di Mansinam Ganjar lebih banyak mendengarkan dan menyimak penjelasan Pdt Hans Wanma, tentang cerita awal Pulau Mansinam menjadi pulau peradaban.
Ganjar pun menyimak pesan yang disampaikan Pdt Wanma, sesekali Ia bertanya.
Mengakhiri kunjungannya, tidak ada orasi politiknya, Ganjar diberi waktu sekitar lima (5) menit, Ia justru berceritra ketika COVID-19 melanda Indonesia, yang membuat semua orang harus tinggal di rumah.
Dan sebagai Gubernur Jawa Tengah waktu itu, Ia harus berkunjungan ke setiap asrama mahasiswa, tidak hanya asrama mahasiswa Papua, tetapi asrama mahasiswa daerah lain seperti Sulawesi, NTB sampai NTT.
‘’Waktu jadi mahasiswa Saya bercita-cita datang ke Papua, dan tidak berhasil, menjelang menjadi anggota DPR, sebelum menjadi anggota DPR RI itulah untuk pertama kali saya datang ke tanah Papua,’’ tuturnya.
‘’Setelah itu berkali-kali saya datang ke Papua, Papua menjadi tanah yang Saya rindukan,’’ kenangnya.
Ia mengaku persaudaraan terasa menjadi kental ketika COVID-19 melanda Indonesia.
‘’Sesuatu yang saya rasakan adalah, ketika anak-anak Mama, anak-anak Bapak yang kuliah di Semarang, di Salatiga, di Solo mereka luar biasa,’’ sebut Ganjar.
Ia mengatakan, anak-anak yang di luar Semarang, di luar Jawa Tengah kulia dengan baik, itu tidak hanya Papua, tetapi juga ada NTB, Sulawesi dan NTT.
‘’Mereka belajar baik, mereka tekun, pada satu saaat persediaan makanannya habis (karena COVID-19, semua harus di rumah,red) itulah perjumpaan kami, saat saya berolahraga berkeliling, saya ke kos-kosan mereka, dan saya mengetahui peresedian makanannya habis,’’ tuturnya.
‘’Di situlah keIndonesiaan, rasa adil dan beradab terasa, hanya sedikit rezeki yang dapat saya berikan, saya kirimkan makanan,’’ sambung Ganjar.
Tetapi menurutnya, itulah Tuhan kasih jalan perjumpaan sesama anak bangsa.
Begitu juga ketika Ia mengunjungi asrama mahasiswa Salatiga, ke beberapa asrama Sulawesi Utara ada juga NTT dan Papua.
‘’Bapak Ibu maaf saya tidak sedang bercerita jasa, tetapi saya bercerita bagaimana rasa kemanusiaan itu tidak bisa diukur dari harta, dan rasa kemanusiaan itu tidak bisa di kapling kapling karena urusan suku, agama, golongan apapun,’’ sebut Ganjar.
Menurutnya, kemanusiaan ya kemanusiaan, apapun itu, Ia menyampaikan terima kasih atas sambutannya luar biasa, mengharukan.
‘’Tentunya saya tidak sedang berkampanye, saya datang untuk memenuhi kewajiban saya, karena banyak saudara-saudara kami dari Papua ke Semarang menemui saya,’’ tuturnya.
‘’Dan mereka bertanya kapan Pak Ganjar akan ke sana, maka saya menyiapkan waktu tiga hari untuk saya berkeliling ke titik-titik yang ada di tanah Papua,’’ kata Ganjar.(rustam madubun)