Papua Barat

FORDASI Jaga Budaya, Velix Wanggai: Juga Berperan Selesaikan Konflik Pusat dan Daerah

224
×

FORDASI Jaga Budaya, Velix Wanggai: Juga Berperan Selesaikan Konflik Pusat dan Daerah

Sebarkan artikel ini
Print

Deputi bidang Hubungan Luar Negeri, Politik, Hukum, dan Otonomi Daerah, Wawasan Kebangsaan, Pertahanan dan Keamanan, dan Tata Kelola Pemerintahan dan Birokrasi Set Wapres RI, Velix Vernando Wanggai, yang ditemui wartawan di Gedung PKK Arfai Manokwari, Rabu (27/9/2023). FOTO: RUSTAM MADUBUN.PAPUDALAMBERITA.

PAPUADALAMBERITA.Com.MANOKWARI – Salah satu wadah yang efektif merawat, menjaga kelestarian, kultur budaya daerah adalah Delegasi Forum Desentralisasi Asimetris Indonesia (FORDASI).

Baca juga: Tutup Rakor FORDASI, Paulus Waterpauw Ajak Delegasi Jadi Agen Papua Barat

Penegasan itu disampaikan Deputi bidang Hubungan Luar Negeri, Politik, Hukum, dan Otonomi Daerah, Wawasan Kebangsaan, Pertahanan dan Keamanan, dan Tata Kelola Pemerintahan dan Birokrasi Set Wapres RI, Velix Vernando Wanggai, yang ditemui wartawan seusai mengikuti Penutupan Rakor FORDASI KE-VIII di Gedung PKK Arfai Manokwari, Rabu (27/9/2023).

FORDASI merupakan ajang pertemuan daerah dengan kekhususan dan keistimewaan membahas langkah strategis pelestarian dan pengembangan budaya daerah.

‘’Kami melihat FORDASI ini merupakan instrumen perjuangan bersama daerah-daerah yang memiliki status kekhususan dan keistimewaan di Indonesia,’’ ujar intelektual muda asal tanah Papua ini.

Karena itu, Velix Wanggai memberikan apresiasi kepada pemerintah Provinsi Papua Barat, PJ Gubernur Papua Barat Irjen Pol (Pur) Drs Paulus Waterpauw, MSI yang telah konsolidasi jajaran sehingga forum daerah asimetris 2023 dapat terlaksana.

‘’Dan kami melihat FORDASI ini menjadi sebuah instrumen perjuangan bersama daerah daerah yang memiliki status kekhususan dan keistimewaan di Indonesia, karena ini menjadi bagian penting untuk penguatan desentralisasi di Indonesia secara keseluruhan,’’ jelas Velix Wanggai.

Menurut Velix mengapa desentralisasi asimetris menjadi penting, karena kebijakan asimetris adalah satu pilihan kebijakan utuk menghargai asal usul sejarah, kebudayaan, kultural daerah-daerah dengan kekhususan dan keistimewaan.

‘’Desentralisasi asimetris bisa menjadi bagian penyelesaian konflik pusat – daerah dalam perjalanan panjang hubungan pusat dan daerah di Indonesia, kemudian desentralisasi menjadi bagian dari langkah percepatan pembangunan pelayanan dasar di Indonesia,’’ terang Velix Wanggai.

Tarian tradisional Papua Barat tampil pada pembukaan Rakor Fordasi 2023 di Kantor Gubernur Papua Barat, Selasa (26/9/2023). FOTO: RUSTAM MADUBUN. PAPUADALAMBERITA.

Lanjut Velix, FORDASI ini menjadi bagian menarik, karena anggotanya terus berkembang, awalnya anggotanya 4empat daerah, saat ini menjadi sembilan (9) daerah kekhususan dan keistimewaan.

‘’Artinya ini memberikan dorongan, kami melihat FORDASI hari sebuah penguat advokasi kebijakan di tingkat pusat, supaya pertimbangan kekhususan dan keistimewaan dalam strategi pembangunan nasional, juga menghargai kekhususan dan keistimewaan,’’ kata Velix.

‘’Karena tidak bisa kebijakan nasional dipukul rata di seluruh Indonesia, tetapi harus memaknai konteks kekhususan dan keistimewaan masing-masing wilayah di Indonesia,’’ sambung Wanggai.

Velix mengatakan lagi, FORDASI menjadi bagian memperkuat regulasi masing-masing daerah dengan kekhususan Aceh, Yogyakarta daerah otonomi khusus, dan Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

‘’Pertemuan FORDASI memperkuat regulasi turunan pelaksanaan otonomi khusus di masing-masing daerah, ini bagian penting dalam perjalanan ke depan dimanma saat ini pemerintah sedang merumuskan arah pembangunan 20 tahun ke depan RPGP hingga 2045, juga ada menyusun RPJMN hingga lima tahun ke depan pemerintahan baru,’’ tegas Wanggai.(tam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *