PAPUADALAMBERITA.COM, Manokwari – Kepolisian Daerah Papua Barat sebagai provinsi pertama di Indonesia yang akan melaksanakan millennial cinta lalulintas menuju Indonesia gemilang.
‘’Nanti , pada 2 Februari 2019, Polda NTT dan Polda Papua Barat mengawali mkampanye Millennial Road Safeti (MRS) Festival. Tetapi karena selisi waktu satu jam antara NTT dan Papua, jadi Papua Barat Barat lebih awal menggelarnya,’’ jelas Kapolda Papua Barat, Brigjen Pol Drs, Rudolf Alberth Rodja kepada wartawan ketika Soft Launching, MRS Rabu, (16/1/19) lalu.
Lima hari lagi acara akbar secara nasional diawali dari Lapangan Borasi Manokwari pada Sabtu (2/2/19) dan berakhir di Silang Monas Jakarta Ahad (31/3/19). Bagaimana tanggapan generasi millennial Manokwari?
Plt Kepala Sekolah (Kepsek) SMA Negeri 1 (Smansa) Manokwari, Lusinda P Mandobar, M.Pd mengaku senang adanya MRS Festival.
‘’Saya nilai itu sangat baik, (Ok skali) karena generasi mellinial itu generasi yang harus kita masuk ke dunia mereka. Kalau kita mau dengan dunia kita, itu susah, nanti tidak pernah klop,’’ ujarnya kepada wartawan di SMA Negeri 1 Manokwari,Senin (28/1/19).
Menurut Plt Kepsek, Ia meliaht konsep acaranya, adalah konsep acara generasi millennial, karena ada beberapa rangkaiaan kegiatan yang dikemas untuk satu tujuan, yaitu keselamatan berlalulintas untuk masa depan generasi millennial.
Kata dia, Sehingga pesan yang disampaikan dengan gaya millennial dapat diterima sesuai jamanny. “Karena jaman dorang dengan jaman torang (kita, red) berbeda. Menurut saya, cara yang dipakai polisi ini karena bisa tersampaikan,’’ ungkap Mandobar.
Ia merasa MRS penting digelar, karena Ia mengakui jika SMA Negeri 1 Manokwari termasuk SMA yang siswa banyak mengendari kendaraan saat ke sekolah dan pulang sekolah.
‘’Terus terang saya punya siswa banyak pakai motor, saya juga tau banyak yang belum punya SIM, namun mereka harus menjaga keselamatan dirinya sendiri, pakai helem, taati peraturan lalulintas itu untuk keamanan yang diawali dari pribadi diri kita harus lebih Ok,’’ pesannya.
Mandobar mengakui bahwa, pada tahun 2018 ada tiga anak didiknya meninggal akibat kecelakaan berlalulintas.
“Anak kami korban kecelekaan lalulintas yang meninggal dunia di jalan raya ada tiga, itu memprihatinkan,’’ ucapnya.
Harapannya MRS Festival menjadi pembelajaran murid-murid dan sekolah. “Waktu kami sebagai guru-guru terbatas. Kami selalu sampaikan berulang-ulang kepada mereka, gunakan helem saat berkenderaan, mengendarai kendaraan dengan kecepatan normal, tetapi kembali ke anak-anak yang emosinya masih bergejolak,’’ ucap Mandobar.
Ditempat yang sama siswi SMA Negeri 1 Manokwari, Kelas 11 IPA II, Mutiara Utami tidak hanya menyambut gembira MRS Festival, Ia menilai MRS Festival baik bagi pelajar sebagai generasi millennial.
Menurutnya, adanya kegiatan ini generasi millennial terus bersemangat, berkarya, berprestasi dengan hal-hal yang baik dan dapat memahami aturan berlalulintas.(tam)