PAPUADALAMBERITA.COM.MANOKWARI – Tanggal 11 Desember 2023, beberapa kabupaten di wilayah Papua, termasuk Yahukimo genap berusia 21 tahun.
Tentu bukan waktu yang sebentar walau dalam perspective pembangunan, kabupaten Yahukimo masih berada dalam tahapan usia merintis kestabilan wilayah.
Tidak mudah berjalan selama 21 tahun lamanya dengan segala gejolak social ekonomi serta keamanan yang ada. Bertahan menjadi satu kabupaten utuh hingga 21 tahun lamanya saja sudah merupakan pencapaian, terutama diatas berbagai prahara yang silih berganti mewarnai perkembangan wilayah Yahukimo dalam 21 tahun terakhir.
Setelah melewati satu dekade ini, tentu di tahun ini menjadi momen yang tepat bagi kabupaten Yahukimo untuk merefleksikan perkembangan yang sudah dilaluinya selama 21 tahun lamanya. Apa yang sudah dicapai, dan mana saja yang harus dikembangkan lebih lanjut.
Sejauh 21 tahun berjalan, masih banyak ditemui isu sosial ekonomi di wilayah Yahukimo dari kemiskinan, kasus kelaparan, gizi buruk, kematian bayi dan ibu, juga isu keamanan yang memperparah stabilitas Pembangunan di wilayah ini.
Secara tangible atau kasat mata sudah banyak perkembangan yang dicapai di Yahukimo. Pemekaran distrik selama 21 tahun lamanya dari 3 distrik besar menjadi 51 distrik dengan segenap perangkat distriknya masing-masing, Pembangunan akses transportasi udara melalu bandara Dekai, Pembangunan sejumlah Gedung kantor pemerintahan, dan beberapa fasilitas dasar Kesehatan dan Pendidikan.
Ya dalam 21 tahun ini, Pembangunan fisik memang sudah berjalan walau boleh dikata masih cukup lambat karena hambatan isu keamanan dan politik.
Namun perlu diingat bahwa Pembangunan fisik saja tidak akan cukup. Sebagai kabupaten dengan luas wilayah yang jauh lebih besar di banding kabupaten Jayawijaya sebagai kabupaten induk, mestinya memiliki potensi alam yang dapat dimanfaatkan dengan lebih optimal demi kesejahteraan dan kemajuan Masyarakat.
Sedih rasanya dalam 21 tahun berjalan bahkan masih ditemui kasus kelaparan di wilayah Yahukimo. Bayangkan, sebagai satu daerah dengan potensi berlimpah, masih ada rakyatnya yang bahkan tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar berupa makanan. Ini mestinya menjadi refleksi terdalam bagi kabupaten yahukimo.
Jika dilihat dari kacamata Pembangunan wilayah, sentra aktifitas ekonomi rakyat Yahukimo hanya berfokus pada 3 sektor saja, yakni Pemerintahan (27 persen), Konstruksi (22 persen), serta Pertanian (21 persen). Sektor pemerintahan digadang menjadi satu-satunya moda penggerak ekonomi Masyarakat di kabupaten Yahukimo. Sehingga bisa dipastikan apabila pemerintahan tidak berjalan sesuai fungsinya, maka Masyarakat tidak akan merasakan dampak pelayanan apapun.
Silakan ditelusuri sudah sejauh apa layanan pemerintah yang dirasakan langsung oleh Masyarakat? Adakah fungsi kesehatann public berjalan dengan baik? Sudahkan subsector perhubungan dipastikan oleh pemerintah bisa membuka akses-akses wilayah yang lebih luas? Sudahkan Pendidikan terlayani dengan memadai? Atau jangan-jangan selama ini perputaran uang di sektor pemerintahan hanya habis digunakan untuk belanja pegawai tanpa dampak nyata bagi Masyarakat.
Sektor konstruksi, jelas harus dikejar guna bisa menyediakan prasarana yang baik dan layak secara merata. Namun, coba refleksikan Kembali, dalam 21 tahun lamanya sudahkan Pembangunan fisik ini berjalan secara optimal? Sudahkan fasilitas yang terbangun bekerja secara efisian dan efektif? Adakah Pembangunan fisik ini juga dirasakan dampaknya oleh Masyarakat? Atau justru malah menimbulkan jurang ketimpangan antar Masyarakat?
Sejatinya tertinggal satu sektor yang digadang sangat lekat dengan kehidupan Masyarakat dan dapat memberikan sumbangsih secara nyata. Ya, sektor pertanian, Dimana lebih dari 50 persen penduduk usai 15 tahun keatas di Yahukimo bekerja di sektor ini. Majunya sektor pertanian Yahukimo paling tidak bisa memastikan tidak aka nada lagi ditemui kasus kelaparan, atau bahkan malnutrisi.
Namun bagaiamana bisa sektor pertanian dengan sumber ekonomi rakyat terbesar di yahukimo justriu tidak berkembang dengan optimal? Coba perhatikan Kembali distribusi arus komoditas hasil pertanian.
Banyak masyarakat yang bertani sekedar mencukupi kebutuhannya, tanpa tahu bagaimana menjadikan usahanya ini memiliki nilai ekonomi lebih. Disitulah pemerintah sebagai pemilik modal terbesar dalam pemerintahan Yahukimo bergerak.
Banyak hal yang bisa dilakukan, seperti menyalurkan hasil bumi Yahukimo ke wilayah lain untuk diperdagangkan, memberikan edukasi secara bergulir kepada Masyarakat untuk meningkatkan intensifitas dan kualitas hasil pertaniannya.
Memastikan bahwa proses bertani yang dilakukan masyarakatnya dapat memberikan keuntungan secara ekonomi, dan pendampingan agar usaha pertanian yang dimiliki Masyarakat bisa layak menjadi sumber penghidupan dan tidak sekedar menjadi penutup kebutuhan dasar belaka.
Yahukimo sejatinya bisa belajar dari kabupaten lain di sekitar yang sudah bisa lebih maju dalam memanfaatan sumber daya alam dan potensi yang dimilikinya. Karena jika kabupaten Yahukimo tidak merefleksi dan melakukan perbaikan apapun, dipastikan berapapun Panjang usia kabupaten ini, tidak akan membawa kemaslahatan bagi penduduknya.
Karena itu, dalam rangka hari jadi kabupaten Yahukimo ke-21 ini, masi bersama merefleksikan berbagai tantangan, dan berkomitmen bersama untuk meuwjudkan Solusi demi terciptanya Masyarakat Yahukimo yang Maju, Adil, dan Sejahtera.(Penulis:Sulistya Ningrum dan Febi Ramdani.Statistisi BPS Kabupaten Yahukimo)