Papua Barat

Tulang Hangus itu Siapa Namanya, Tunggu Tim DVI, Menang Jadi Arang, Kalah Jadi Abu

93
×

Tulang Hangus itu Siapa Namanya, Tunggu Tim DVI, Menang Jadi Arang, Kalah Jadi Abu

Sebarkan artikel ini

Kapolda Papua Barat, Irjen Pol Doktor Tornagogo Sihombing SIK, MSI meninjau lokasi kejadian di Sorong Kota, Selasa (25/1/2022). PAPUADALAMBERITA. HUMAS POLDA PAPUA BARAT

OPINI: *rustam madubun

PAPUADALAMBERITACOM. MANOKWARI – Pribahasa usang, Menang jadi Arang, Kalah jadi Abu. Enam panggalan kata itu bermakna penting untuk kehidupan dimana saja kita berada.

Pribahasa itu seakan mengingatkan targedi Kota Sorong, Senin (24/1/2022) malam, suasana riang yang diharapkan pengjung berujung romantis tetapi berakhir kelabu.

Tempat himburan malam doble zero (OO) di Sorong Kota berubah bencana, ada amarah warga dari kelompok berbeda, terpicu emosi, tersulut api, hasilkan asap hitam pekat keluar dari sisi-sisi bangunan.

Tidak disangka, dibalik puing-puing dan arang bangunan ada tulang belulang yang sudah hangus milik 17 orang yang saat itu terperangkap dalam ruangan “asmara”, namun belum teridentifikasi identitas tulang belulang itu siapa namanya?

“Saat ini korban belum diketahui identitasnya karena mayat dalam posisi hangus terbakar. Dan saya telah mengerahkan anggota saya dari Inafis (DVI, red) untuk segera melakukan olah tempat kejadian,” ujar Kapolda Papua Barat Irjen Pol Doktor Tornagogo Sihombing SIK, MSI saat meninjau lokasi kejadian di Sorong Kota, Selasa (25/1/2022) siang.

Bentrok pecah disepenggal ruang entah apa penyebabnya, yang sampai kini terus disidik Polres Kota Sorong, tetapi yang bentro saling sama-sama tidak menyadari ada bahaya yang akan menjemput dua kekuatan di tengah malam.

Karena yang menang menjadi arang, akan diproses hukum brujung penjara, dan yang tadi juga merasa kuat kini menjadi abu, karena terpanggang api amarah, dan teraniaya, totalnya 18 nyawa pergi selamanya meninggalkan orang terkasih yang mungkin mereka adalah pungung dan bahu penyambung hidup dan masa depan keluarga.

Targedi dobel zero (OO) tidak hanya menyedihkan keluarga yang ditinggal, namunn menyentuh relung hati warga Sorong Kota mungkin siapa saja yang mendegar cerita hilangnya 18 nyawa manusia begitu cepat dan singkat akan terenyuh.

Kepolisian Daerah Papua Barat tidak mau tragedi di doble zero (OO) berkepanjangan, berharap segera berakhir, warga Sorong Kota yang bertikai jangan terbelah dua, jangan mau dibelah-belah atau saling melakukan perlawanan, hayati kembali pepatah usang tadi, Menang jadi Arang, Kalah jadi Abu.

Kabid Humas Polda Papua Barat, Kombes Pol Adam Erwindi, SIK, MH yang ditemui wartawan di Polda Papua Barat, Selasa (25/1/2022). PAPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN

Kepala Bidang Humas Polda Barat Kombes Pol Adam Erwindi, SIK, MH terus mengimbau warga yang bertikai di Kota Sorong tahan diri, jangan cepat percaya kabar dan informasi bohong, hoax yang beredar.

“Percayakan kepada kepolisian, kami terus melakukan identifikasi korban untuk mengetahui identitas,” kata Kabid Humas.

Penulis ingin mengajak semua, resapi peribahasa Menang jadi Arang, Kalah jadi Abu. Satu pertengkar yang berakhir dengan menang dan kalah, dua-duanya tidak akan memperoleh faedah sedikutpun, justru mendapat petaka berkepanjangan, yaitu duka bagi yang ditinggal, luka bagi yang dihukum.

Karena pertengkaran, penganiayaan, pembakaran hanyalah menghasilkan tubuh tercabik-cabik, tempat mewah dengan suguhan wah menjadi puing dan arang. Korban dikebumikan, dirawat, pelaku masuk penjara, keluarga menangung duka pula, malu dan derita piskologis parmanen karena cerita baik saja bisa menjadi hox. apalagi cerita petaka dari tempat yang romantis, beraroma wanggi dari berbagai parfum bermerek .

Maka semua akan mengetahui, bahwa siapapun itu, yang menang maupun yang kalah pada suatu pertengkaran sama-sama tidak mendapatkan keuntungan, peribahasa ini perlu direnungi semua.

Pemred Papuadalamberita.com, Rustam Madubun. PAPUADALAMBERITA. FOTO: DOKUMEN

Kuat, lemah, kalah, menang, amarah, emosi, aniaya, dendam tidak hanya mengganggu kenyamanan, keamanan, tetapi menciptakan, kerusakan, luka, duka, malu dan hukum. Tak pernah ada perayaan kemenangan bagi yang berperan dari satu pertengkaran yang membawa kehancur jiwa dan harta.

Sepanggalan tulisan ini ingn kusampaikan atas targedi di Sorong Kota semoga membawa pesan moral, bahwa damai itu indah, beda suku boleh, beda agama ia, beda karakter pasti, beda gaya tentu, tapi tak boleh kita hidup mebeda-bedakan, siapa ahli surga, siapa penghuni neraka, karena itu hanya milik Tuhan, bukan manusia.

Jangan lagi mencari cela, membuat fitna untuk mengirim  pesan salah ke orang yang salah, hanya akan memperpanjang kesalahan yang juga bisa berakhir di penjara karena divonis bersalah melanggar hukum,.

Jadikan hukum sebagai panglima, jadikan Tuhan sebagai pemberi hukum paling adil dan sempurna untuk kita manusia yang memiliki ketidaksempurna.SALAM SATU BANGSA, INDONESIA TANAH AIR KITA.(*pempred papuadalamberita.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *