PAPUADALAMBERITA.COM.TELUK WONDAMA – Ketua Sinode AM GKI di Tanah Papua, Pdt. Andrikus Mofu, M.Th menyerukan agar penjualan minuman keras (miras) di Kabupaten Teluk Wondama segera dihentikan.
Baca juga: Gubernur Papua Barat: 1 Abad I.S Kijne Jadi Kompas Menuju Papua Cerdas
Pesan tegas itu disampaikan dalam sambutannya pada Perayaan 1 Abad Nubuatan I.S. Kijne di Bukit Aitumeri, Teluk Wondama, Sabtu (25/10/2025).
“Hari ini kita berada di Bukit Peradaban Aitumeri, tempat Dominee I.S. Kijne meletakkan dasar peradaban bagi orang Papua. Karena itu, dari peringatan satu abad ini, mari kita mulai pembaruan hidup dari pusat peradaban ini di Teluk Wondama,” ujar Pdt. Mofu di hadapan ribuan jemaat dan tamu undangan.

Dalam sambutannya, Pdt. Mofu menyesalkan masih banyaknya warga yang mabuk saat dirinya tiba di Teluk Wondama.
Bahkan, ia menyebut ada oknum pejabat daerah yang turut terlibat dalam perilaku tersebut.
“Mohon maaf, saya harus katakan, kemarin saat tiba dengan kapal, saya lihat banyak orang mabuk luar biasa, bahkan ada oknum anggota DPR dari Teluk Wondama yang ikut mabuk,” ungkapnya.
Karena itu, ia meminta aparat daerah untuk segera bertindak.
“Saya minta Bapak Bupati, Dandim, dan Kapolres pastikan tidak boleh lagi ada penjualan miras di sini. Dua tahun lagi sidang Sinode GKI akan dilaksanakan di Wondama, dan kita harus pastikan daerah ini bersih dari miras,” tegasnya.
Lebih lanjut, Ketua Sinode mengingatkan bahwa untuk berdamai dengan Tuhan dan sesama, masyarakat harus meninggalkan segala hal yang bertentangan dengan Injil.
“Kalau kita mau berdamai dengan Tuhan dan diri kita sendiri, maka tinggalkan hal-hal yang melawan Firman,” katanya.
Pdt. Mofu juga mengutip catatan misionaris Van Hasselt, yang pernah menulis bahwa siapa pun yang menyebut Tanah Papua harus mengingat Injil.
“Siapa yang menyebut Tanah Papua, ia menyebut Injil. Dan siapa yang menyebut Injil di Tanah Papua, ia harus menyatakan perang terhadap segala perbuatan kegelapan,” ujarnya menirukan kutipan itu.
Menurutnya, kuasa kegelapan yang dimaksud kini hadir dalam bentuk miras, lem aibon, dan berbagai kebiasaan yang bertentangan dengan ajaran agama.
“Kuasa kegelapan dalam bentuk miras, lem aibon, dan hal-hal yang melawan Injil harus ditinggalkan. Ini pesan saya untuk kita semua,” tutupnya.(rustam madubun)












