PAPUADALAMBERITA.COM, MANOKWARI – Hari ini tanggal 26 Februari, Brigjen Pol Drs Rudolf Alberth Rodja, genap satu tahun delapan bulan mengabdi di Provinsi Papua Barat menggantikan Brigjen Pol Drs Martuani Sormin Siregar, M.Si. Pergantian jabatan sesuai ST/1768/VII/2017 20 Juli 2017 dan Keputusan Kapolri No: KEP/ 756/VII/ 20 Juli 2017.
Kapolri Jenderal Polisi Drs M Tito Karnavian, MA, PhD memimpin serah terima jabatan di Aula Rupatama Mabes Polri (Rabu (26/07/2017.)
Perwira tinggi kelahiran Ende, NTT 31 Mei 1966, sejak 26 Juli 2017 merupakan Kapolda Papua Barat ke empat. Tiga Kapolda sebelumnya, Martuani Sormin (Kapolda Papua), Roky Lumoa, (Kapolda Maluku, red) dan Paulus Waterpau (Mabes Polri).
Rudolf adalah lulusan Akademi Kepolisian (Akpol ) tahun 1988 sangat mumpuni dalam bidang Brimob. Sebelum menjabat Kapolda Papua Barat, Ia menjabat Kapala Biro Provos Divisi Propam Polri.
Jejak karirnya melejit, dipercayakan menjabat Wadir Samapta Polda Lampung, setelah itu menjadi Widyaiswara Muda Sespim Polri.
Provinsi Papua bagi Rudolf cukup familier, karena tahun 2010 Ia sebagai Karoops Polda Papua. Tahun 2011 menjadi Pamen Polda Papua (dalam rangka pendidikan Sespimti).
Kedisplinannya yang terbentuk dari didikan orang tuanya terbawa hingga ke lembaga pendidikan, membuahkan hasil, Ia memperoleh ruang, dipercayakan sebagai analisa madya bidang Brimob Korbrimob Polri pada tahun 2012.
Tidak hanya di situ, Mabes Polri mempercayakannya dua kali jabat Wakapolda, tahun 2013 Wakapolda Sulteng dan tahun 2014 Wakapolda Papua.
Kemudian Polri menunjuknya sebagai Karoprovos Divpropam Polri pada tahun 2016. Bintangpun “jatuh” di pundaknya, Itu ditandai dalam serah terima jabatan menjadi Kapolda Papua Barat.
Sejumlah jabatan penting yang dilaluinya ceritranya bisa kita tau, tetapi suasana psikoligisnya sulit kita tangkap, lantaran perolehan jabatan Kapolda tidak semuda membalik telapak tangan, tetapi dilaluinya dengan pergumulan doa yang panjang, pendidikan, disiplin serta kecerdasan managerial yang terus diasah dan diaplikasikannya dalam tugas.
Terdidik disiplin disatuan elit Polri membuatnya selalu bertindak terukur. Seseorang ingin mencapai apa yang dicita-citakan, maka bertindak disiplin. Jika tidak disiplin, cita-cita sulit tercapai.
Impian yang besar tidak terlaksana jika tidak ada proses tindakan kecil yang dilakukan dengan konsisten. Ini yang selalu dijaganya dalam kepemimpinnya dimana pun bertugas.
Konsitensi itu sangat terlihat, ketika ada kegiatan di Polda Papua Barat, selaku pimpinan tertinggi Ia tampil melihat persiapan sedetail mungkin, sehingga pelaksanaannya tidak asal-asalan.
Dalam catatan papuadalamberita.com, pada (29/01/2018) peresmian gedung Polda Papua Barat, Rabu (28/10/2018) peresmian tempat ibadah Polda Papua Barat dan terbaru pada Sabtu (2/2/ 2019 sukses dalam Opening Serimoni Millenial Road Safety Festival di Lapangan Borasi Manokwari.
Dalam persiapannya Ia langsung menagangani sampai hal-hal kecil. Sehari sebelum iven digelar Ia selalu melakukan pra kegiatan yang dilakukan secara berurutan.
Sehingga durasi waktu acara Ia minta dicatat untuk mengetahui berapa lama acara tersebut digelar. “Kapolres Bintuni, catat waktu dari awal sampai akhir acara ini, kita liat durasinya,’’ ujarnya saat memimpin gladi resik peresmian tempat ibadah Polda Papua Barat.
Pekerjaan memang di kerjakan panitia,PJU dan anggota, tetapi sebagai pemimpin harus melihat persiapannya, jangan acara mulai baru teriak sana, teriak sini itu mengurangi khidmatnya acara.
‘’Jika tidak mempersiapkan dengan baik, hasilnya nanti tidak maksimal, untuk itu harus dipersiapkan dari awal,’’ ujarnya kepada papuadalamberita.com ketika mempersiapkan peresmian tempat ibada Polda Papua Barat ketika itu.
Terparti dengan kedisiplinan, Rodja selalu lebih awal hadir di tempat acara. ‘’Kita harus displin, kalau tidak disiplin kita tidak maju,’’ tegasnya.
Sekalipun sebagai orang nomor wahid di Polda yang memiliki tageline Pataka “Waaja Keema Nene Kapoka” tidak membuatnya jumawa, Ia tetap santun dan menaruh hormat kepada seniornya, semisal menyebut Wakapolda selalu diawali dengan kata “Pak”.
“2019 saya minta Pak Wakapolda tolong koordinir, supaya tidak ada lagi yang jatuh saat apel,” ujar Kapolda pada upacara gelar pasukan pengamanan malam tahun baru 2019 lalu.
Tribrata Polri adalah nilai dasar dan pedoman moral penuntun nurani anggota Polri serta berlaku bagi pengemban fungsi kepolisian lainnya, itu Ia letakan diatas segalanya sebagai pedoman kerjanya.
Setelah menjabat Kapolda tugas pertama mengamankan
pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Maybrat,
seperti yang diamanatkan Kapolri padanya saat dilantik (26/7).
Perintah Kapolri pelantikan harus aman, tugas itu Ia jalankan dengan sukses aman dan lancar.
Kini 51 hari lagi (terhitung dari tanggal 26/02) Ia dihadapkan dengan tangungjawab besar secara nasional yaitu harus aman dalam pengamanan pesta demokrasi 17 April 2019 di Papua Barat.
Kutipan kata bijak mengurai makna, “Sehari sehelai benang, lama-lama jadilah selembar kain”.
Suatu pekerjaan yang dikerjakan dengan tekun dan sabar akan memberi hasil yang maksimal.
Proses memang tidak pernah mengkhianati hasil, karena setiap proses butuh kesabaran dan konsistensi untuk memperoleh hasil terbaik dari apa yang ingin dicapai.(rustam madubun)